Advertisemen
Moonberita - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Masjid Niujie yang merupakan masjid tertua dan terbesar di Beijing, Tiongkok. Dalam kunjungan, Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap Imam Masjid, Ketua Asosiasi Islam-Tiongkok dan tokoh muslim atas pelayanan terhadap umat muslim Indonesia yang berada di Beijing.
Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT Soegeng Rahardjo. Begitu sampai di masjid yang dibangun pada tahun 966 M itu, Jokowi langsung berwudhu dan menunaikkan ibadah salat Tahiyatul Masjid.
Saat berada di lingkungan masjid, Jokowi juga berziarah ke makam dua ulama yang berperan penting dalam dakwah Islam di Beijing yakni Syaikh Ali bin al-Qadir Imaduddin Bukhari dan Syaikh al-Burthoni al-Qazwayni.
Jokowi juga menyerahkan kaligrafi surat Al-Fatihah khas Mushaf Nusantara, kopiah, dan sarung untuk mengenalkan tradisi dan kekhasan Islam Indonesia.
"Saya mengucapkan terima kasih karena umat muslim Beijing dilayani sangat baik," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Moonberita.blogspot.com, Minggu (14/5/2017).
Seusai berbincang dengan Imam Masjid Niujie, Imam Ali, Jokowi mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Tiongkok sudah terjalin sejak lama.
"Ternyata hubungan dengan tiongkok dimulai pada abad 12 lalu ketika muslim Tiongkok berdagang, mendarat di Lasem, di Palembang. Sehingga hubungan antara Tiongkok dan kita itu sudah cukup lama," kata Jokowi.
"Penyebaran Islam di Jawa indentik dengan peran wali sanga (sembilan wali -- delapan diantaranya adalah orang Cina). Pada sekitar abad 15 suatu Ekspedisi Cina dari Dinasti Ming yg dipimpin Laksamana Zheng He berkunjung ke pesisir Utara Jawa. Ekspedisi Cina ini disebut spektakuler karena telah menyinggahi berbagai negara diberbagai pelosok bumi dan pelopor dalam mengarungi samudara dibandingkan bangsa Eropa yg baru belakangan menyusul.
Laksamana Zheng He ini adalah seorang muslim asal Yunnan dan turut berperan dalam berkembangnya Islam di Jawa. Ketertarikan penduduk setempat atas kedatangan ekspedisi tsb dan perilaku Laksamana Zheng He beserta anggota ekspedisi lainnya turut memudahkan orang dalam mengenal Islam. Saat itu umumnya masyarakat Jawa beragama Hindu dan Budha.
Laksamana Zheng He beserta anggota ekspedisi lainnya memberikan ilmu kelautan serta membangun sarana umum utk masyarakat pesisir utara Jawa. Beberapa anggota ekspedisi tsb ada yg memilih menetap di Jawa yaitu di Lasem seperti Wu Xiangwun. Bersama sama dengan Wali Sanga lainnya Wu Xiangwun aktif memperkenalkan agama Islam.
Prof Slamet Mulyana seorang sejarawan menuturkan bahwa pendiri kerajaan Islam pertama di Jawa berasal dari Cina. Raden Patah yg terpilih sebagai Sultan Islam pertama di Jawa nama aslinya adalah Senopati Jinwen.
Bila kita berkunjung ke makam salah satu Wali Sanga yaitu Sunan Gunung Jati di Cirebon, akan menemukan tembikar dan keramik dari Cina yg menghiasai bangunan tsb. Ini karena Sunan Gunung Jati (Chen Yinghua) dan istrinya (Putri Wangtian) berasal dari negeri Cina.
Sultan Agung, Raja Mataram tahun 1632 memilih Zhe Wuying sebagai Tumenggung Mertaguno demikian juga Wang Yangjia yg dikenal sbg Tumenggung Widyadiningrat. Tumenggung Wang ini dikenal karena gigih menentang kehadiran Belanda di Jawa.
Masjid Niujie dibangun pada tahun 966 M di masa Dinasti Liao (916-1125). Masjid tersebut merupakan pusat komunitas Muslim di Beijing yang jumlahnya mencapai 250 ribu jiwa.
Advertisemen