Advertisemen
Moonberita - Korea Utara (Korut) menyerukan agar direktur intelijen Korea Selatan (Korsel) diekstradisi ke wilayahnya. Korut menuding Direktur Intelijen Korsel sebagai dalang utama di balik rencana pembunuhan Kim Jong-Un dengan senjata biokimia.
Kantor berita resmi Korut, KCNA, pekan lalu menuding Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dan Dinas Intelijen Nasional Korsel (NIS) merencanakan penyerangan untuk membunuh pemimpin tertinggi Korut, dengan senjata biokimia.
Pekan ini, Korut meminta agar para tersangka di balik rencana pembunuhan itu diserahkan kepada pihaknya. Namun mereka tidak menjelaskan identitas 'para tersangka' yang dimaksud.
Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/5/2017), Kantor Jaksa Pusat Korut seperti dikutip KCNA mengungkapkan dalang utama di balik rencana pembunuhan itu, yakni direktur intelijen Korsel Lee Byung-Ho, dua agen intelijen Korsel dan seorang pria asal China.
"Kami mendorong otoritas terkait untuk segera mendeteksi dan menangkap serta menyerahkan para dalang kejahatan keji yang disponsori negara itu kepada DPRK (nama resmi Korut), bersama dengan kaki tangan dan para pengikutnya," demikian pernyataan Kantor Jaksa Korut.
Ditambahkan Kantor Jaksa Korut, para dalang dan kaki tangan rencana pembunuhan Kim Jong-Un itu terancam hukuman berat di bawah aturan hukum yang berlaku di negara komunis itu.
Lee Byung-Ho menjabat Direktur NIS di bawah pemerintahan Korsel sebelumnya. Presiden Korsel yang baru, Moon Jae-In, telah menunjuk Direktur NIS yang baru. Namun Lee akan tetap menjabat hingga parlemen Korsel menyetujui Direktur NIS yang baru.
NIS dalam pernyataannya sebelumnya telah menyebut tudingan Korut itu sebagai tudingan tak berdasar. Pada Jumat (12/5) ini, Korsel menyatakan tidak memiliki informasi soal tudingan Korut. Sedangkan CIA dan Gedung Putih menolak mengomentari tudingan ini.
Advertisemen