Advertisemen
Moonberita - Kejadian ini terjadi hari jumat lalu 5 Mei 2017, Kalbar dihebohkan kembali dengan pemberitaan mengenai FPI, ada apa dengan FPI? Usut punya usut ternyata mereka mau melantik ormas FPI DPC ( Dewan Perwakilan Cabang )
Ketua Umum FPI Ustaz Sobri dan Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustaz Bachtiar Nasir dihadang di Bandara Supadio.
Mengingat kasus dahulu saat Ustad Tengku juga datang ke Kalbar, yang katanya dia “Menepis Mandau” padahal cuma hoax belaka, karena saat itu Ustad Tengku tidak turun sama sekali dari pesawat, tapi laganya seolah-olah menepis mandau.
Sama seperti dahulu, kali ini mereka terusir kembali dari pulau bersuku dayak di Indonesia.
Kalau media Bumi Datar mengabarkan bahwa Aparat yang melakukan penghadangan di Bandara Supadio, fakta sebenarnya adalah ormas dayak juga turun tangan menghadang mereka.
Hal itu terlampir dalam surat pernyataan sikap majelis adat & ormas dayak sekalbar dari gambar yang terlampir.
Polisi bersikap cekatan dalam menyikapi keadaan ini, untuk menghindari chaos yang akan terjadi apabila acara tersebut dilakukan, maka Polisi mengambil langkah untuk memulangkan ketua DPP umum FPI tersebut kembali ke Jakarta
Akhirnya Ustaz Sobri Lubis dan rombongan terpaksa meninggalkan bandara terbang kembali ke Jakarta pada pukul 20.02 WIB dengan menggunakan pesawat Citylink QG-867.
FPI sama sekali tidak berkutik di Kalbar, mereka ini memang gigih sekali untuk menginjakkan kakinya di kota Pontianak, padahal sudah berkali-kali mereka juga mendapat penolakan.
Namun dari sekian banyaknya penolakan tersebut, kita bisa lihat bahwa FPI sedikit sukses karena kita bisa melihat dalam cover gambar bahwa ada cukup banyak “Bumi Datar Baru” walau jumlahnya mungkin hanya ratusan.
Tapi setidaknya dari ratusan tersebut, paham-paham radikalisme tumbuh sebagai kanker lunak juga walau sekarang belum menganas, tapi tetap akan ada ancaman kedepannya.
Merujuk dari video berikutnya pada link berikut
Kita bisa menyaksikan kekuatan rakyat Kalbar bersatu melawan segelintir orang dari FPI yang telah masuk di Kalbar.
Kalbar tidak membutuhkan FPI, begitu juga dengan kota lainnya, jangan pernah biarkan ormas-ormas seperti FPI ini tumbuh di kota kita, perlahan mereka bisa dengan mudah merubah set seseorang dengan tujuan dan hasutan yang dilakukan oleh mereka.
Coba lihat beberapa contoh kota yang sudah dijangkiti oleh FPI, sering terlihat bahwa mereka melakukan demo bukan? Semua yang ada DPC FPInya pasti melakukan aksi-aksi demo dengan dalih untuk perbaikan, tapi nyatanya mereka selalu yang melakukan perusakan.
Bibit-bibit teroris memang tumbuh di FPI, orang yang disebut Bachtiar Nasir itu sedang dalam masa pemeriksaan oleh Kepolisian terkait aliran dana dari yayasannya ke jaringan ISIS Internasional.
Munarman juga pernah terekam dalam acara Baiat ISIS bisa dilihat sendiri dalam laman Youtube, semua kegiatan mereka tidak pernah jauh-jauh dari membenarkan kelakuan ISIS.
Mengambil sebuah kisah dimana mereka mengatakan kalau bendera PKI itu haram hukumnya ada di Indonesia, tapi kalau bendera ISIS ada di Indonesia, itu adalah Lafaz Allah ( Ucapan mereka ) selalu seperti itu, membenarkan bahwa bendera ISIS itu bukanlah suatu masalah yang harus diperbincangkan di Negara Indonesia ini.
Ketika hal ini diketahui oleh Kepolisian seperti kasus Bahtiar Nasir tersebut, maka jurus andalan mereka akan keluar yaitu bersandiwara, melakukan ngeles sana sini tujuannya cuma menampik isu tersebut.
Dukungan mereka terhadap ISIS memang benar adanya, tujuan mereka yang paling akhir adalah dengan menyebut Indonesia membutuhkan sistem Khilafah, sunggu niatan yang salah kaprah dalam negara Indonesia yang berbasis Kebhinekaan.
Buat apa mereka memperjuangkan hal seperti ini di Indonesia? Kalau memang mereka mau hal seperti ini terwujud, kenapa mereka tidak pindah saja ke timur tengah dengan para onta itu?
Jawabnya adalah, tujuan yang mereka katakan itu hanyalah “Omongan” belaka. Karena memang niat yang mereka tekuni itu adalah mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, uang yang didapatkan dari hasil propaganda sana sini, hasil dari tipuan kepada masyarakat agar masyarakat mau bersedekah kepada mereka lalu kemudian di potong pajak ke kantong pribadi sebanyak 30% ( Ingat kasus Kinderjoy )
Advertisemen